Dari Kesalahan Menjadi Orisinalitas: Menemukan Kreativitas yang Efektif

Hai semuanya, kali ini kita akan membahas bagaimana kesalahan dapat berubah menjadi orisinalitas dalam konteks kreativitas. Dalam berbagai definisi tentang kreativitas, dua aspek penting yang sering muncul adalah orisinalitas dan efektivitas. Episode sebelumnya sudah membahas tentang orisinalitas sebagai kebaruan atau keunikan. Kali ini, kita fokus pada efektivitas dalam mencapai tujuan melalui berpikir kreatif.

#### Mengapa Efektivitas Penting dalam Kreativitas?
Mengapa kita perlu membahas efektivitas untuk mencapai tujuan? Bukankah kita bisa mengembangkan kreativitas demi kreativitas itu sendiri tanpa tujuan? Pembahasan tentang tujuan ini penting untuk membedakan produk unik yang dihasilkan dari usaha seseorang dengan produk unik yang tercipta secara tidak sengaja.

#### Contoh Konkret: Aulia dan Billy
Misalnya, Aulia tersandung kaki meja dan tidak sengaja menumpahkan dua warna cat di atas kertas gambar. Ternyata, kertas gambar dengan dua warna itu menjadi indah. Namun, Aulia tidak berpikir kreatif untuk menghasilkan produk indah itu, sehingga hasilnya tidak bisa disebut sebagai produk kreatif meskipun indah.

Bandingkan dengan Billy, yang ingin membuat gambar indah yang unik. Billy berusaha berpikir kreatif dengan tujuan membuat gambar yang menarik. Teknik menuangkan cat bukanlah hal yang baru, tetapi Billy memodifikasi teknik tersebut dengan menuangkan cat melalui sendok dan garpu, sehingga menghasilkan paduan bentuk dan warna yang unik di atas kertas gambar.

#### Evaluasi Efektivitas
Apakah teknik yang dikembangkan Billy ini efektif untuk mencapai tujuannya membuat gambar indah? Jika iya, berarti Billy sudah berpikir kreatif dan menghasilkan produk kreatif. Jika tidak, berarti Billy sudah berusaha berpikir kreatif tetapi belum mencapai tujuannya karena belum menghasilkan gambar indah yang unik.

#### Proses Kreatif: Kerja Keras dan Modifikasi
Mengutip kata-kata Thomas Edison dalam majalah Harper's tahun 1932, "Genius is one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration." Kreativitas juga sejalan dengan prinsip ini. Munculnya ide hanya memegang satu persen dari kreativitas, sementara 99% lainnya adalah kerja keras untuk memoles ide tersebut sehingga benar-benar menjadi pemikiran kreatif.

Produk kreatif harus orisinal dan bukan hasil jiplakan. Terkadang kita mendengar tentang produk kreatif yang terinspirasi dari pemikiran orang lain. Apa bedanya terinspirasi dan menjiplak? Menjiplak berarti mengambil seluruh atau sebagian ide orang lain dan mengakui sebagai ide sendiri tanpa cukup banyak pengolahan. Ini tentu tidak bisa dianggap sebagai kreativitas. Sedangkan, terinspirasi berarti tertarik dengan ide orang lain, kemudian mengembangkannya menjadi ide yang baru dan unik.

#### Pengembangan Ide dari Kesalahan
Revisi dan modifikasi tidak hanya terjadi jika ide awal terinspirasi dari ide orang lain. Kadang, ide pembaruan muncul saat kita menemukan kekurangan atau kesalahan, atau dari sesuatu yang muncul secara tidak sengaja, seperti kasus Aulia tadi. Keinginan untuk melakukan perbaikan bisa memunculkan ide-ide baru. Setiap ide baru dievaluasi lagi dan direvisi. Jangan takut jika menemukan kekurangan atau kesalahan pada ide kita. Percayalah bahwa kita akan menemukan cara untuk memperbaikinya. Yang penting adalah terus mencari alternatif pemecahan masalah.

Dengan demikian, orisinalitas dan efektivitas dapat berasal dari evaluasi atas ide yang muncul sebelumnya dan pengasahan ide tersebut secara terus menerus. Ingatlah, 99% dari kreativitas adalah kerja keras yang penuh keringat untuk menghasilkan ide orisinal yang efektif dalam mencapai tujuan.

Bagaimana, sudah siapkah kita bekerja keras untuk menghasilkan karya pemikiran yang kreatif?

Posting Komentar untuk "Dari Kesalahan Menjadi Orisinalitas: Menemukan Kreativitas yang Efektif"