Arsitektur Sistem Tersebar


Sistem tersebar merupakan bagian dari sistem yang komplek yang menghubungkan beberapa mesin. Untuk hal ini dibutuhkan pengorganisasian sistem yang baik. Ada dua hal dalam melihat pengorganisasian sistem tersebar, organisasi secara logis sebagai kumpulan perangkat lunak dan secara fisik. Hampir semua pengorganisasian sistem tersebar terkait dengan komponen perangkat lunak. Arsitektur software ini menggambarkan bagaimana antar komponen perangkat lunak saling berinteraksi satu sama lain. Sedangkan untuk penerapan secara fisik yaitu bagaimana kita menempatkan komponen perangkat lunak pada mesin sesungguhnya. Inti dari arsitektur perangkat lunak adalah arsitektur sistemnya.

Sudut pandang Arsitektur Sistem Tersebar

Sudut pandang pertama adalah melihat sistem terdistribusi dari sudut padang secara logis. Hal utama yang dibahas disini adalah komponen, komponen yang dimaksud disini merupakan unit modular dengan diperlukan dengan baik dan menyediakan alat penghubung yang dapat diganti diantara lingkungan sistem. Jadi komponen pada sistem tersebar bisa diganti mengikuti lingkungan sistemnya itu sendiri, kesulitannya adalah bagaimana membuat interface untuk agar hal tersebut bisa di lakukan disistem yang berbeda. Interface ini kita sebut sebagai connector, yaitu sebuah mekanisme yang menjembatani komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar komponen. Sebagai contohnya adalah ; RPC ( Remote Procedure Call ), Message Passing, atau Streaming data. Penggunaan komponen dan connector kita bisa bedakan dalam beberapa bentuk, antara lain ;
  1. Layered architectures
  2. Object-base architectures
  3. Data-Center architectures
  4. Event-based architectures.

Layered architectures

Komponen-komponen pada Layered architectures diorganisasi dalam bentuk lapisan-lapisan, dimana komponen pada Layer Li diperbolehkan membaca Layer Li-1.Proses Layer ini bersifat hierarki dengan proses alur Layer kebawah menggambarkan proses request dan alur Layer ke atas menampilkan hasil.


Object-base architectures  

Object architectures menggambarkan setiap objek melakukan koresponden dengan komponen, dan komponen ini terkoneksi melalui mekanisme procedure call. Bentuk sistem OA ini digunakan aplikasi perangkat lunak dalam skala besar.


Data-center architectures  

Proses DCA ini diawali dengan konsep penyimpanan secara umum. pusat data merupakan fasilitas yang digunakan untuk menempatkan beberapa server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan pengaturan catudaya dan udara, pencegahan bahaya  kebakaran, dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik. Data center dapat pula dipandang sebagai gudang data (data warehouse) yang berfungsi sebagai sistem pengelolaan data mulai dari pengumpulan, pengolahan, penyimpanan hingga penemuan kembali data, serta mampu pula memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan (decision support System).Sebagai contoh adalah sistem tersebar berbasis web. 

Event-base architectures  

Proses EBA pada dasarnya berdasarkan propagasi event. Proses mengeluarkanevent setelah Middleware memberikan kepastian hanya proses itu saja yangbisa di subcribe untuk event yang diterima. Keuntungan EBA adalah proses bersifat loosely coupled.
  

Arsitektur sistem  

Arsitektur sistem tersebar yang terdiri dari:
  1. Centralized architecture
  2. Decentralized architecture
  3. Hybrid

Centralized architecture  

Kebutuhan yang meningkat terhadap proses pengintegrasian data, distribusi informasi dan penggunaan perangkat secara bersama menjadikan sistem jaringan semakin di sukai untuk dimplementasikan pada perusahaan. Client server unggul dalam kecepatan dan seluruh kemampuan dapat dioptimalkan, mendukung jaringan besar. Namun memiliki kekurangan dari sisi setup yang cukup komplek, biaya tinggi dan membutuhkan sumberdaya manusia yang handal untuk mengelola. Proses dalam sistem terpusat terbagi dalam dua grup, yaitu server yang memberikan layanan spesifik atau penyedia layanan. Client merupakan proses  yang meminta layanan dari server dengan mengirim permintaan dan
menunggu jawaban dari server atau disebut request-reply behavior.

Application Layering

Model client server seiring perkembangannya mengundang perdebatan mengenai perbedaan antara client dan server itu sendiri. Sebagai contoh server untuk sistem tersebar bisa berperan sebagai client, alasannya server ini melakukan proses permintaan layanan dari server yang lain. Sebagai solusi adalah melakukan proses identifikasi dari Layered architecture, yaitu dengan membagi tiga Layer :
  1. The user-interface level
  2. The processing level
  3. The data level 

Multitier architecture

Perbedaan dengan 3 logikal Layer adalah beberapa kemungkinan secara fisik
proses sistem tersebar aplikasi 
client server melalui beberapa mesin. Ada dua
kemungkinan mesin yaitu :
  1. Client yang berisi implementasi program pada user-interface level
  2. Server yaitu proses dan data level

Two-tier architecture

Pada umumnya arsitektur ini dikenal sebagai two-tier architecture, yaitu adanya komputer client dan server yang berinteraksi melalui protokol dan media komunikasi tertentu. Model arsitektur two-tier ini adalah :

  1. Thin client – fat server, pada arsitektur ini, client menjalankan fungsi sebagai penyaji dari tampilan aplikasi dan data yang diakses dari server. Sehingga pembebanan ada pada server.
  2. Fat client – thin server, arsitektur ini memberikan dua fungsi bagi client yaitu client tidak hanya berfungsi sebagai penyaji interface , namun juga mengoperasikan aplikasi. Server hanya mengelola data saja.

Three-tier architecture

Arsitetur client server terus dikembangkan mengikuti perkembangan kebutuhan organisasi dan perusahaan. Dengan demikian perlu dikembangkan sebuah sistem yang bisa menangani layanan aplikasi dan basis data yang lebih optimal. Three-tier merupakan arsitektur client server yang memisahkan antara data management tier, middle tier, dan presentation Layer.  

N-tier  

Perkembangan berikutnya adalah muncul wacana n-tier dimana aplikasi client server dibagi ke dalam beberapa Layer. N pada n-tier menunjukan jumlah lapisan pada aplikasi. Sebuah aplikasi dapat berisi :
  1. Presentation Layer
  2. Application Layer
  3. Business logic Layer
  4. Data Layer

 Decentralized architecture 

Multitier client-server architecture membagi kedalam beberapa Layer yang telah dibahas sebelumnya. Perbedaan tier berkaitan dengan aplikasi logis organisasi. Dalam beberapa kasus, proses tersebar berhubungan dengan perorganisasian aplikasi client server secara multitier. Tipe proses tersebar ini dikenal sebagai vertical distribution. Karakteristik tipe ini adalah menempatkan secara logis komponen yang berbeda pada mesin yang berbeda juga. Melihat perspektif sistem management, memiliki vertical distribution dapat membantu secara logis maupun fisik dalam beberapa mesin yang berbeda, dimana masing-masing mesin menjalankan fungsi yang berbeda. Di era arsitektur modern dikenal juga horizontal distribution client atau server secara fisik dibagi kedalam bagian yang sama secara logis,namun setiap bagian tersebut menjalankan share data, melalui proses load balancing

Hybrid

Dalam perkembangan arsitektur yang ada, tidak semuanya bisa diterapkan dalam satu jaringan dengan kebutuhan yang berbeda. Perlu pemanfaatan  

Edge-Server Systems

Sistem ini dibangun di jaringan internet dimana server di tempat kan pada edge (tepi) dari jaringan. Tujuan Edge server adalah melayani content (isi), pada saat proses filtering dan fungsi transcoding. 

Collaborative Distributed Systems

Bentuk lainnya adalah CBS ini dibangun dari beberapa jaringan sistem tersebar yang ada. 

Posting Komentar untuk "Arsitektur Sistem Tersebar"